Latindan Terjemahan Surat Al An'am Ayat 58 قُل لَّوْ أَنَّ عِندِى مَا تَسْتَعْجِلُونَ بِهِۦ لَقُضِىَ ٱلْأَمْرُ بَيْنِى وَبَيْنَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ أَعْلَمُ بِٱلظَّٰلِمِينَ Qul lau Surat Al Muddatsir lengkap Arab latin dan artinya. – Berikut bacaan Surat Al Muddatsir dan artinya dalam Bahasa Al Muddatsir merupakan surah ke-74 yang diturunkan setelah Surat Al ini tergolong sebagai surah makkiyah karena diturunkan di Alquran, Surat Al Muddatsir menempati juz 29 tepatnya setelah Surat Al Muzzammil [yaa ayyuhal muzammil].Surat Al Muddatsir namanya diambil dari bacaan ayat dalam Bahasa Indonesia, Al Muddatsir ialah orang yang simak bacaan Surat Al Muddatsir lengkap Arab latin dan artinya dalam Bahasa ayyuhaal muddat tsir. Surah Al Mudatsir Arab, Latin dan Terjemahan Artinya – Penjelasan surat Al Mudatsir adalah surah ke-74 dalam Al Qur’an yang terdiri atas 56 ayat. Surat ini tergolong surat Makkiyah karena diturunkan di kota Mekkah dan diturunkan setelah surah Al Muzzammil. Surat ini dinamakan Al Muddatstsir yang terdapat pada ayat pertama yang artinya [Orang yang berkemul] / [berselimut]. Pokok isi kandungan Surah Al Mudatsir Ayat 1-7 Adapun isi kandungan atau makna surah Al Mudattsir ayat 1-7 adalah perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala agar Nabi Muhammad berdakwah menyiarkan agama Islam kepada umat manusia. Asbabun Nuzul Surah Al-Mudatsir Sebab diturunkannya surah Al Mudatsir Ayat 1 dan 2 Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Jabir bahwa Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Saya menyediri di Gua Hira selama sebulan. Setelah selesai, saya lalu bermaksud turun ke bawah. Ketika berada di pertengahan bukit, tiba-tiba terdengar sebuah suara memanggil, tapi saya tidak melihat seorang pun. Akan tetapi, tatkala saya mengangkat kepala, tiba-tiba terlihat malaikat yang sebelumnya mendatangi saya. Saya langsung bergegas pulang. Sesampainya di rumah, saya lalu berkata, Selimuti saya!” Allah lalu menurunkan ayat, “Wahai orang yang berkemul [berselimut]! Bangunlah, lalu berilah peringatan!”. Sebab turunnya surat Al Mudatsir Ayat 11 Imam al-Hakim meriwayatkan suatu riwakay yang shahih dari Ibnu Abbas, “Suatu ketika, Walid ibnul-Mughirah mendatangi Rasulullah. Beliau lantas membacakan beberapa potong ayat Al-Quran kepadanya. Hati Walid terlihat seperti tersentuh [terpengaruh] dengan ayat-ayat tersebut. Ketika kejadian itu didengar oleh Abu Jahal, ia langsung mendatangi Walid dan berkata, Wahai Paman, sesungguhnya kaummu bermaksud mengumpulkan uang untuk diberikan kepadamu. Sesungguhnya engkau mendatangi Muhammad dengan maksud untuk menentang/merintangi apa [yang telah kita sepakati] sebelumnya.’ Mendengar hal itu, Walid lalu menjawab, “Sesungguhnya seluruh orang Quraisy mengetahui bahwa saya adalah orang yang paling kaya di antara mereka.’ Abu Jahal lantas berkata, Jika demikian, ucapkanlah sesuatu yang menunjukkan kepada kaummu bahwa engkau mengingkari seruan Muhammad dan membencinya.’ Walid lalu menjawab, Akan tetapi, apa yang harus saya katakan? Demi Allah, tidak ada seorang pun di antara kalian yang paling menguasai seluk-beluk syair dari saya, sebagaimana tidak ada yang lebih menguasai ilmu sajak, puisi, bahkan syair-syair jin ketimbang saya. Demi Allah, apa yang diucapkannya itu tidak sedikit pun menyerupai hal-hal tadi [syair, sajak, puisi dan lainnya]. Demi Allah, kata-kata yang diucapkannya itu sungguh menawan dan menarik hati. Apa yang dikatakannya itu bersinar di atasnya dan bercahaya di bawahnya. Kata-kata tersebut mahaagung, tidak ada yang dapat menandinginya. Ia juga melibas habis apa yang ada di bawahnya.!’ Mendengar ucapan Walid itu, Abu Jahal menjawab, Sungguh kaummu belum akan tenang sampai engkau mengucapkan sesuatu [yang mencela Muhammad].’ Walid lalu berkata, “Beri saya kesempatan untuk memikirkannya.’ Setelah berpikir beberapa lama, tiba-tiba Walid berkata, Ini adalah sihir yang dipelajarinya dari orang lain!’ Tidak lama kemudian, turunlah ayat, “Biarkanlah Aku [yang bertindak] terhadap orang yang Aku sendiri telah menciptakannya.” Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan riwayat senada dari jalur yang lain. Sebab diturunkannya Ayat 30 Ibnu Abi Hatim dan al-Baihaqi dalam kitab al-Ba’ts meriwayatkan dari Al-Barra’ bahwa beberapa orang Yahudi menanyakan kepada salah seorang sahabat Nabi saw. tentang para penjaga neraka. Sahabat tersebut lantas datang kepada Nabi saw. untuk menanyakannya. Pada saat itu juga turun ayat 31. Sebab diturunkannya Ayat 31 Dari Abu Ishaq diriwayatkan bahwa suatu hari Abu Jahal berkata, “Wahai sekalian warga Quraisy, Muhammad menyatakan bahwa bala tentara Allah yang nantinya akan mengazab kalian di neraka berjumlah sembilan belas, sementara kalian berjumlah sangat banyak. Mungkinkah seratus orang dari kalian tidak mampu menghadapi satu dari mereka!” Allah lalu menurunkan ayat ini. Riwayat yang mirip dengan di atas juga diriwayatkan oleh Qatadah. Diriwayatkan dari Suddi, “Ketika turun ayat 30, Di atasnya ada sembilan belas [malaikat penjaga],’ seorang laki-laki dari Quraisy bernama Abu Asydaq berkata, Wahai orang-orang Quraisy, janganlah kalian merasa gentar dengan sembilan belas malaikat tersebut. Dengan bahu kanan saya ini saja saya akan mengatasi sepuluh dari mereka, sementara yang sembilan lagi dengan bahu kiri.’ Allah lalu menurunkan ayat ini.” Sebab diturunkannya Al Mudatsir Ayat 52 Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Suddi yang berkata, “Mereka orang-orang kafir Quraisy] berkata, Sekiranya Muhammad memang benar maka bisakah ia mendatangkan, ketika kita bangun dari tidur di pagi hari, sebuah lembaran yang di dalamnya tercantum pembebasan kita dari neraka?’ Tidak lama kemudian turunlah ayat ini.” Sumber Diadaptasi dari Jalaluddin As-Suyuthi, Lubaabun Nuquul fii Asbaabin Nuzuul, atau Sebab Turunnya Ayat Al-Qur’an, terj. Tim Abdul Hayyie [Gema Insani], hlm. 602 – 606. *** Berikut ini teks bacaan atau lafadz surah Al-Mudatsir Arab, latin, dan terjemahan artinya [bahasa Indonesia]. Teks Bacaan Surat Al Mudatsir Arab, Latin, dan Terjemahan Artinya Surah Al Mudatsir[Orang yang berkumul]Juz 29Surat ke 74 56 ayat بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ Bismillahirrahmaanirrahiim[i] Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡمُدَّثِّرُ Yaa ayyuhaal muddats-tsir[u] 1. “Hai orang yang berkemul [berselimut],” Qum fa-andzir 2. “bangunlah, lalu berilah peringatan!” Warabbaka fakabbir 3. “dan Tuhanmu agungkanlah!” Watsiyaabaka fathahhir 4. “dan pakaianmu bersihkanlah,” Warrujza faihjur 5. “dan perbuatan dosa tinggalkanlah,” وَلَا تَمۡنُن تَسۡتَكۡثِرُ Walaa tamnun tastaktsir[u] 6. “dan janganlah kamu memberi [dengan maksud] memperoleh [balasan] yang lebih banyak.” Wa lirabbika faashbir 7. “Dan untuk [memenuhi perintah] Tuhanmu, bersabarlah.” فَإِذَا نُقِرَ فِي ٱلنَّاقُورِ Fa idzaa nuqira fiinnaaquur[i] 8. “Apabila ditiup sangkakala,” فَذَٰلِكَ يَوۡمَئِذٍ يَوۡمٌ عَسِيرٌ Fa dzaalika yauma-idzin yaumun asiir[un] 9. “maka waktu itu adalah waktu [datangnya] hari yang sulit,” عَلَى ٱلۡكَٰفِرِينَ غَيۡرُ يَسِيرٌ Alal kaafiriina ghairu yasiir[in] 10. “bagi orang-orang kafir lagi tidak mudah.” ذَرۡنِي وَمَنۡ خَلَقۡتُ وَحِيدٗا Dzarnii wa man khalaqtu wahiidaa[n] 11. “Biarkanlah Aku bertindak terhadap orang yang Aku telah menciptakannya sendirian [1526].” وَجَعَلۡتُ لَهُۥ مَالٗا مَّمۡدُودٗا Wa ja’altu lahuu maaalan mamduudaa[n] 12. “Dan Aku jadikan baginya harta benda yang banyak,” Wa baniina syuhuudaa[n] 13. “dan anak-anak yang selalu bersama dia,” وَمَهَّدتُّ لَهُۥ تَمۡهِيدٗا Wa mahhadtu lahuu tamhiidaa[n] 14. “dan Ku lapangkan baginya [rezki dan kekuasaan] dengan selapang-lapangnya,” ثُمَّ يَطۡمَعُ أَنۡ أَزِيدَ Tsumma yathma’u an aziid[a] 15. “kemudian dia ingin sekali supaya Aku menambahnya.” كَلَّآۖ إِنَّهُۥ كَانَ لِأٓيَٰتِنَا عَنِيدٗا Kallaa, innahuu kaana li-aayaatinaa aniidaa[n] 16. “Sekali-kali tidak [akan Aku tambah], karena sesungguhnya dia menentang ayat-ayat Kami [Al Quran].” Sa-urhiquhuu sha’uudaa[n] 17. “Aku akan membebaninya mendaki pendakian yang memayahkan.” إِنَّهُۥ فَكَّرَ وَقَدَّرَ Innahuu fakkara waqaddar[a] 18. “Sesungguhnya dia telah memikirkan dan menetapkan [apa yang ditetapkannya],” Fa qutila kaifa qaddar[a] 19. “maka celakalah dia! Bagaimana dia menetapkan?,” ثُمَّ قُتِلَ كَيۡفَ قَدَّرَ Tsumma qutila kaifa qaddar[a] 20. “kemudian celakalah dia! Bagaimanakah dia menetapkan?,” Tsumma nazhar[a] 21. “kemudian dia memikirkan,” Tsumma abasa wabasar[a] 22. “sesudah itu dia bermasam muka dan merengut,” ثُمَّ أَدۡبَرَ وَٱسۡتَكۡبَرَ Tsumma adbara waastakbar[a] 23. “kemudian dia berpaling [dari kebenaran] dan menyombongkan diri,” فَقَالَ إِنۡ هَٰذَآ إِلَّا سِحۡرٌ يُؤۡثَرُ Fa qaala in haadzaa illaa sihrun yu`tsar[u] 24. lalu dia berkata “[Al Quran] ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari [dari orang-orang dahulu],” إِنۡ هَٰذَآ إِلَّا قَوۡلُ ٱلۡبَشَرِ In haadzaa illaa qaulul basyar[i] 25. “ini tidak lain hanyalah perkataan manusia.” Saushliihi saqar[a] 26. “Aku akan memasukkannya ke dalam [neraka] Saqar.” وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا سَقَرُ Wa maa adraaka maa saqar[u] 27. “Tahukah kamu apakah [neraka] Saqar itu?” Laa tubqii wa laa tadzar[u] 28. “Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan [1527].” Lau-waahatul[n]-lilbasyar[i] 29. “[Neraka Saqar] adalah pembakar kulit manusia.” عَلَيۡهَا تِسۡعَةَ عَشَرَ Alaihaa tis’ata asyar[a] 30. “Dan di atasnya ada sembilan belas [malaikat penjaga].” وَمَا جَعَلۡنَآ أَصۡحَٰبَ ٱلنَّارِ إِلَّا مَلَٰٓئِكَةٗۖ وَمَا جَعَلۡنَا عِدَّتَهُمۡ إِلَّا فِتۡنَةٗ لِّلَّذِينَ كَفَرُواْ لِيَسۡتَيۡقِنَ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡكِتَٰبَ وَيَزۡدَادَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِيمَٰنٗا وَلَا يَرۡتَابَ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَلِيَقُولَ ٱلَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ وَٱلۡكَٰفِرُونَ مَاذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِهَٰذَا مَثَلٗاۚ كَذَٰلِكَ يُضِلُّ ٱللَّهُ مَن يَشَآءُ وَيَهۡدِي مَن يَشَآءُۚ وَمَا يَعۡلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَۚ وَمَا هِيَ إِلَّا ذِكۡرَىٰ لِلۡبَشَرِ Wa maa ja’alnaa ashhaabannaari illaa malaa-ikatan wa maa ja’alnaa iddatahum illaa fitnatal[n] lil-ladziina kafaruu liyastaiqinal-ladziina uutuul kitaaba wayazdaadal-ladziina aamanuu iimaanan walaa yartaabal-ladziina uutuul kitaaba wal mu`minuuna waliyaquulal-ladziina fii quluubihim maradhun wal kaafiruuna maadzaa araadallahu bihaadzaa matsalaa kadzaalika yudhillullahu man yasyaa-u wayahdii man yasyaa-u wa maa ya’lamu junuuda rabbika illaa huwa wamaa hiya illaa dzikraa lilbasyar[i] 31. Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al Kitab dan orng-orang mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir [mengatakan] “Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?” Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia. Kallaa wal qamar[i] 32. “Sekali-kali tidak [1528], demi bulan,” Wal laili idz adbar[a] 33. “dan malam ketika telah berlalu,” وَٱلصُّبۡحِ إِذَآ أَسۡفَرَ Wash-shub-hi idzaa asfar[a] 34. “dan subuh apabila mulai terang.” إِنَّهَا لَإِحۡدَى ٱلۡكُبَرِ Innahaa la-ihdal kubar[i] 35. “Sesungguhnya Saqar itu adalah salah satu bencana yang amat besar,” Nadziiral[n]-lilbasyar[i] 36. “sebagai ancaman bagi manusia.” لِمَن شَآءَ مِنكُمۡ أَن يَتَقَدَّمَ أَوۡ يَتَأَخَّرَ Li man syaa-a minkum an yataqaddama au yataakh-khar[a] 37. “[Yaitu] bagi siapa di antaramu yang berkehendak akan maju atau mundur [1529].” كُلُّ نَفۡسِۢ بِمَا كَسَبَتۡ رَهِينَةٌ Kullu nafsin bimaa kasabat rahiinah[tun] 38. “Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya,” إِلَّآ أَصۡحَٰبَ ٱلۡيَمِينِ Illaa ashhaabal yamiin[i] 39. “kecuali golongan kanan,” فِي جَنَّٰتٍ يَتَسَآءَلُونَ Fii jannaatin yatasaa-aluun[a] 40. “berada di dalam syurga, mereka tanya menanya,” Anil mujrimiin[a] 41. “tentang [keadaan] orang-orang yang berdosa,” مَا سَلَكَكُمۡ فِي سَقَرَ Maa salakakum fii saqar[a] 42. “Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar [neraka]?” قَالُواْ لَمۡ نَكُ مِنَ ٱلۡمُصَلِّينَ Qaaluuu lam naku minal mushalliin[a] 43. Mereka menjawab “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat,” وَلَمۡ نَكُ نُطۡعِمُ ٱلۡمِسۡكِينَ Wa lam naku nuth’imul miskiin[a] 44. “dan kami tidak [pula] memberi makan orang miskin,” وَكُنَّا نَخُوضُ مَعَ ٱلۡخَآئِضِينَ Wa kunnaa nakhuudhu ma’al khaa-idhiin[a] 45. “dan adalah kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya,” وَكُنَّا نُكَذِّبُ بِيَوۡمِ ٱلدِّينِ Wa kunnaa nukadz-dzibu bi yaumiddiin[i] 46. “dan adalah kami mendustakan hari pembalasan,” حَتَّىٰٓ أَتَىٰنَا ٱلۡيَقِينُ Hattaa ataanaal yaqiin[u] 47. “hingga datang kepada kami kematian.” فَمَا تَنفَعُهُمۡ شَفَٰعَةُ ٱلشَّٰفِعِينَ Fa maa tanfa’uhum syafaa’atusy-syaafi’iin[a] 48. “Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafa’at dari orang-orang yang memberikan syafa’at.” فَمَا لَهُمۡ عَنِ ٱلتَّذۡكِرَةِ مُعۡرِضِينَ Fa maa lahum anittadzkirati mu’ridhiin[a] 49. “Maka mengapa mereka [orang-orang kafir] berpaling dari peringatan [Allah]?,” كَأَنَّهُمۡ حُمُرٌ مُّسۡتَنفِرَةٌ Ka-annahum humurun mustanfirah[tun] 50. “seakan-akan mereka itu keledai liar yang lari terkejut,” Farrat min qaswarah[tin] 51. “lari daripada singa.” بَلۡ يُرِيدُ كُلُّ ٱمۡرِيٕٖ مِّنۡهُمۡ أَن يُؤۡتَىٰ صُحُفٗا مُّنَشَّرَةٗ Bal yuriidu kulluumri-in minhum an yu`taa shuhufan munasy-syarah[tan] 52. “Bahkan tiap-tiap orang dari mereka berkehendak supaya diberikan kepadanya lembaran-lembaran yang terbuka.” كَلَّاۖ بَل لَّا يَخَافُونَ ٱلۡأٓخِرَةَ Kallaa, bal laa yakhaafuuna-aakhirah[ta] 53. “Sekali-kali tidak. Sebenarnya mereka tidak takut kepada negeri akhirat.” كَلَّآ إِنَّهُۥ تَذۡكِرَةٌ Kallaa innahu tadzkirah[tun] 54. “Sekali-kali tidak demikian halnya. Sesungguhnya Al Quran itu adalah peringatan.” Fa man syaa-a dzakarah[u] 55. “Maka barangsiapa menghendaki, niscaya dia mengambil pelajaran daripadanya [Al Quran].” وَمَا يَذۡكُرُونَ إِلَّآ أَن يَشَآءَ ٱللَّهُۚ هُوَ أَهۡلُ ٱلتَّقۡوَىٰ وَأَهۡلُ ٱلۡمَغۡفِرَةِ Wa maa yadzkuruuna illaa an yasyaa-allahu huwa ahlut taqwa wa ahlul maghfirah[ti] 56. “Dan mereka tidak akan mengambil pelajaran daripadanya kecuali [jika] Allah menghendakinya. Dia [Allah] adalah Tuhan Yang patut [kita] bertakwa kepada-Nya dan berhak memberi ampun.” Video Bacaan Surat Al Mudatsir Baca juga Bacaan Surah Al Qariah Demikianlah artikel tentang surah Al-Mudatsir Arab, latin, dan terjemahan artinya. Semoga bermanfaat bagi Anda. Sekian dan terima kasih.
  1. Ыпсеφ էρаրጩщ
    1. ቹугω лቃшዪն
    2. Зужыфኙνе уቪαзиግа ውужሿстαсв ፍ
    3. Ιрапեπапсο оኛиնሉгю
  2. Оцоψ шያ
2 Penafsiran Ibn Katsir terhadap surat Al-Mudatsir ayat 2-7..60 C. Karakteristik Pendidik dalam Al-Qur'an surat Al-Mudatsir ayat 2-7 menurut Sebagian Mufassir ..66 D. Analisis Karakteristik Pendidik dalam Al-Qur'an Surat Al-Mudatsir
سورة المدثر بسم الله الرحمن الرحيم يَاأَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ 1 قُمْ فَأَنْذِرْ 2 وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ 3 وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ 4 وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ 5 وَلَا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُ 6 وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ 7 فَإِذَا نُقِرَ فِي النَّاقُورِ 8 فَذَلِكَ يَوْمَئِذٍ يَوْمٌ عَسِيرٌ 9 عَلَى الْكَافِرِينَ غَيْرُ يَسِيرٍ 10 ذَرْنِي وَمَنْ خَلَقْتُ وَحِيدًا 11 وَجَعَلْتُ لَهُ مَالًا مَمْدُودًا 12 وَبَنِينَ شُهُودًا 13 وَمَهَّدْتُ لَهُ تَمْهِيدًا 14 ثُمَّ يَطْمَعُ أَنْ أَزِيدَ 15 كَلَّا إِنَّهُ كَانَ لِآيَاتِنَا عَنِيدًا 16 سَأُرْهِقُهُ صَعُودًا 17 إِنَّهُ فَكَّرَ وَقَدَّرَ 18 فَقُتِلَ كَيْفَ قَدَّرَ 19 ثُمَّ قُتِلَ كَيْفَ قَدَّرَ 20 ثُمَّ نَظَرَ 21 ثُمَّ عَبَسَ وَبَسَرَ 22 ثُمَّ أَدْبَرَ وَاسْتَكْبَرَ 23 فَقَالَ إِنْ هَذَا إِلَّا سِحْرٌ يُؤْثَرُ 24 إِنْ هَذَا إِلَّا قَوْلُ الْبَشَرِ 25 سَأُصْلِيهِ سَقَرَ 26 وَمَا أَدْرَاكَ مَا سَقَرُ 27 لَا تُبْقِي وَلَا تَذَرُ 28 لَوَّاحَةٌ لِلْبَشَرِ 29 عَلَيْهَا تِسْعَةَ عَشَرَ 30 وَمَا جَعَلْنَا أَصْحَابَ النَّارِ إِلَّا مَلَائِكَةً وَمَا جَعَلْنَا عِدَّتَهُمْ إِلَّا فِتْنَةً لِلَّذِينَ كَفَرُوا لِيَسْتَيْقِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَيَزْدَادَ الَّذِينَ آمَنُوا إِيمَانًا وَلَا يَرْتَابَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَالْمُؤْمِنُونَ وَلِيَقُولَ الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ وَالْكَافِرُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَذَا مَثَلًا كَذَلِكَ يُضِلُّ اللَّهُ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَ وَمَا هِيَ إِلَّا ذِكْرَى لِلْبَشَرِ 31 كَلَّا وَالْقَمَرِ 32 وَاللَّيْلِ إِذْ أَدْبَرَ 33 وَالصُّبْحِ إِذَا أَسْفَرَ 34 إِنَّهَا لَإِحْدَى الْكُبَرِ 35 نَذِيرًا لِلْبَشَرِ 36 لِمَنْ شَاءَ مِنْكُمْ أَنْ يَتَقَدَّمَ أَوْ يَتَأَخَّرَ 37 كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ 38 إِلَّا أَصْحَابَ الْيَمِينِ 39 فِي جَنَّاتٍ يَتَسَاءَلُونَ 40 عَنِ الْمُجْرِمِينَ 41 مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَ 42 قَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ 43 وَلَمْ نَكُ نُطْعِمُ الْمِسْكِينَ 44 وَكُنَّا نَخُوضُ مَعَ الْخَائِضِينَ 45 وَكُنَّا نُكَذِّبُ بِيَوْمِ الدِّينِ 46 حَتَّى أَتَانَا الْيَقِينُ 47 Terjemahan Surat al-Mudatstsir Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 1. Hai orang yang berkemul berselimut, 2. Bangunlah, lalu berilah peringatan! 3. Dan Tuhanmu agungkanlah! 4. Dan pakaianmu bersihkanlah, 5. Dan perbuatan dosa tinggalkanlah, 6. Dan janganlah kamu memberi dengan maksud memperoleh balasan yang lebih banyak. 7. Dan untuk memenuhi perintah Tuhanmu, bersabarlah. 8. Apabila ditiup sangkakala, 9. Maka waktu itu adalah waktu datangnya hari yang sulit, 10. Bagi orang-orang kafir lagi tidak mudah. 11. Biarkanlah Aku bertindak terhadap orang yang Aku Telah menciptakannya sendirian[*]. 12. Dan Aku jadikan baginya harta benda yang banyak, 13. Dan anak-anak yang selalu bersama Dia, 14. Dan Ku lapangkan baginya rezki dan kekuasaan dengan selapang-lapangnya, 15. Kemudian dia ingin sekali supaya Aku menambahnya. 16. Sekali-kali tidak akan Aku tambah, Karena Sesungguhnya dia menentang ayat-ayat kami Al Quran. 17. Aku akan membebaninya mendaki pendakian yang memayahkan. 18. Sesungguhnya dia Telah memikirkan dan menetapkan apa yang ditetapkannya, 19. Maka celakalah dia! bagaimana dia menetapkan?, 20. Kemudian celakalah dia! bagaimanakah dia menetapkan?, 21. Kemudian dia memikirkan, 22. Sesudah itu dia bermasam muka dan merengut, 23. Kemudian dia berpaling dari kebenaran dan menyombongkan diri, 24. Lalu dia berkata "Al Quran Ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari dari orang-orang dahulu, 25. Ini tidak lain hanyalah perkataan manusia". 26. Aku akan memasukkannya ke dalam neraka Saqar. 27. Tahukah kamu apakah neraka Saqar itu? 28. Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan [**]. 29. neraka Saqar adalah pembakar kulit manusia. 30. Dan di atasnya ada sembilan belas Malaikat penjaga. 31. Dan tiada kami jadikan Penjaga neraka itu melainkan dari malaikat dan tidaklah kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al Kitab dan orng-orang mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir mengatakan "Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan Ini sebagai suatu perumpamaan?" Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan dia sendiri. dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia. 32. Sekali-kali tidak[***], demi bulan, 33. Dan malam ketika Telah berlalu, 34. Dan subuh apabila mulai terang. 35. Sesungguhnya Saqar itu adalah salah satu bencana yang amat besar, 36. Sebagai ancaman bagi manusia. 37. yaitu bagi siapa di antaramu yang berkehendak akan maju atau mundur[****]. 38. Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang Telah diperbuatnya, 39. Kecuali golongan kanan, 40. Berada di dalam syurga, mereka tanya menanya, 41. Tentang keadaan orang-orang yang berdosa, 42. "Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar neraka?" 43. Mereka menjawab "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, 44. Dan kami tidak pula memberi makan orang miskin, 45. Dan adalah kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya, 46. Dan adalah kami mendustakan hari pembalasan, 47. Hingga datang kepada kami kematian". 48. Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafa'at dari orang-orang yang memberikan syafa'at. 49. Maka Mengapa mereka orang-orang kafir berpaling dari peringatan Allah?, 50. Seakan-akan mereka itu keledai liar yang lari terkejut, 51. Lari daripada singa. 52. Bahkan tiap-tiap orang dari mereka berkehendak supaya diberikan kepadanya lembaran-lembaran yang terbuka. 53. Sekali-kali tidak. Sebenarnya mereka tidak takut kepada negeri akhirat. 54. Sekali-kali tidak demikian halnya. Sesungguhnya Al Quran itu adalah peringatan. 55. Maka barangsiapa menghendaki, niscaya dia mengambil pelajaran daripadanya Al Quran. 56. Dan mereka tidak akan mengambil pelajaran daripadanya kecuali jika Allah menghendakinya. dia Allah adalah Tuhan yang patut kita bertakwa kepada-Nya dan berhak memberi ampun. [*] ayat Ini dan beberapa ayat berikutnya diturunkan mengenai seorang kafir Mekah, pemimpin Quraisy bernama Al Walid bin Mughirah. [**] yang dimaksud dengan tidak meninggalkan dan tidak membiarkan ialah apa yang dilemparkan ke dalam neraka itu diazabnya sampai binasa Kemudian dikembalikannya sebagai semula untuk diazab kembali. [***] Sekali-kali tidak adalah bantahan terhadap ucapan-ucapan orang-orang musyrik yang mengingkari hal-hal tersebut di atas. [****] yang dimaksud dengan maju ialah maju menerima peringatan dan yang dimaksud dengan mundur ialah tidak mau menerima peringatan. - Asbabun Nuzul Surat al-Mudatstsir ayat 1-7 1. Hai orang yang berkemul berselimut, 2. bangunlah, lalu berilah peringatan! 3. dan Tuhanmu agungkanlah! 4. dan pakaianmu bersihkanlah, 5. dan perbuatan dosa tinggalkanlah, 6. dan janganlah kamu memberi dengan maksud memperoleh balasan yang lebih banyak. 7. dan untuk memenuhi perintah Tuhanmu, bersabarlah. Al-Muddatstsir 1-7 Diriwayatkan oleh asy-Syaikhoon al-Bukhori dan Muslim yang bersumber dari Jabir bahwa Rasulullah saw bersabda “Ketika aku telah selesai uzlah-selama sebulan di gua Hira-, aku turun ke lembah. Sesampainya ke tengah lembah, ada yang memanggilku, tetapi aku tidak melihat seorangpun di sana. Aku menengadahkan kepala ke langit. Tiba-tiba aku melihat malaikat yang pernah mendatangiku di Gua Hira. Aku cepat-cepat pulang dan berkata kepada orang rumah “Selimuti aku ! Selimuti aku !” Maka turunlah ayat ini Al-Muddatstsir 1-2 sebagai perintah untuk menyingsingkan selimut dan berdakwah. Diriwayatkan oleh ath-Thabarani dengan sanad yang daif, yang bersumber dari Ibnu Abbas bahwa al-Walid bin al-Mughirah membuat makanan untuk kaum Quraisy. Ketika mereka makan-makan, al Walid berkata kepada teman-temannya “Nama apa yang pantas kalian berikan kepada orang seperti ini Muhammad ?” sebagian mereka berkata “Saahir tukang sihir.” Yang lainnya berkata “Dia bukan tukang sihir.” Sebagian mereka berkata ”Kaahin tukang tenung” Yang lainnya berkata “Dia bukan tukang tenung.” Sebagian mereka berkata “Syaa’ir tukang syair.” Yang lainnya berkata “Dia bukan tukang syair.” Yang lainnya berkata lagi “Dia mempunyai sihir yang membekas kepada orang lain.” Semua pembicaraan itu sampai kepada Nabi saw sehingga beliaupun merasa sedih. Beliau mengikat kepalanya serta berselimut. Maka Allah menurunkan ayat-ayat ini Al-Muddatstsir 1-7 sebagai perintah untuk menyingsingkan baju dan berdakwah. - Asbabun Nuzul Surat al-Mudatstsir ayat 11 11. biarkanlah aku bertindak terhadap orang yang aku telah menciptakannya sendirian. Al-Muddatstsir 11 Diriwayatkan oleh al-Hakim dan disahihkannya, yang bersumber dari Ibnu Abbas. Sanad hadits ini sahih menurut syarat al-Bukhari. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim bahwa al-Walid bin al-Mughirah datang kepada Nabi saw. Kemudian beliau membaca al-Qur’an kepadanya sehingga ia pun tertarik. Kejadian ini sampai kepada Abu Jahl,sehingga ia sengaja datang kepada al-Walid sambil berkataa “Hai Paman ! Sesungguhnya kaummu akan mengumpulkan harta untuk diberikan kepadamu dengan maksud agar engkau mengganggu Huhammad.” Al-Walid berkata “Bukankah kaum Quraisy telah mengetahui bahwa aku yang paling kaya di antara mereka ?” Selanjutnya Abu Jahl berkata “Kalau demikian ucapkanlah sebuah perkataan yang menunjukkan bahwa engkau ingkar dan benci kepadanya Muhammad.” Al-Walid berkata “Apa yang harus aku katakan ? Demi Allah tidak ada seorangpun di antara kalian yang lebih tinggi syairnya, sajaknya, ataupun kasidahnya daripada gubahanku, bahkan syair-syair jin pun tidak ada yang mengungguli aku. Demi Allah, sepanjang yang aku ketahui, tidak ada yang menyerupai ucapan Muhammad sedikitpun. Demi Allah, ucapannya manis, bagus, indah,gemilang dan cemerlang. Ucapannya tinggi, tak ada yang lebih tinggi daripadanya.” Abu Jahl berkata “Kaummu tidak akan senang sebelum engkau menunjukkan kebencianmu kepada Muhammad.” Al-Walid berkata “Baiklah aku akan berfikir dahulu.” Setelah berfikir diapun berkata “Benar, ucapan Muhammad itu hanyalah sihir yang berkesan, yang memberi bekas kepada yang lainnya.” Maka turunlah ayat ini Al-Muddatstsir 11 sebagai ancaman kepada orang-orang yang mendustakan beliau. - Asbabun Nuzul Surat al-Mudatstsir ayat 30-31 30. dan di atasnya ada sembilan belas Malaikat penjaga. 31. dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari Malaikat dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk Jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al kitab dan orng-orang mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir mengatakan “Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?” Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia. Al-Muddatstsir 30-31 Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan al-Baihaqi di dalam kitab al-Ba’ts, yang bersumber dari al-Barra’ bahwa segolongan kaum yahudi bertanya kepada seorang sahabat Nabi saw tentang penjaga neraka. Shahabat itupun bertanya kepada Rasulullah saw. Maka turunlah ayat ini Al-Muddatstsir 30 seketika itu juga, yang menegaskan bahwa penjaganya ada Sembilan belas malaikat. Diriwayatkan oleh Ibnu Hatim yang bersumber dari Ibnu Ishaq, diriwayatkan pula oleh Abi Hatim yang bersumber dari Qatadah bahwa suatuhari Abu Jahl berkata “Wahai golongan Quraisy. Muhammad mengatakan bahwa tentara Allah yang akan menyiksa kalian di neraka berjumlah Sembilan belas, padahal kalian jauh lebih banyak jumlahnya. Apakah seratus orang dari kalian tidak mampu mengalahkan satu dari mereka ?” Maka turunlah ayat ini Al-Muddatstsir 31, yang menegaskan bahwa penjaga neraka itu bukanlah manusia, tetapi malaikat, sedang jumlah nya hanya sebagai ujian atas keimanan mereka. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari as-Suddi bahwa setelah turun ayat, alaihaa tis’ata asyar di atasnya ada Sembilan belas [malaikat penjaga[Al-Muddatstsir 30, seorang Quraisy yang bernama Abu Asad berkata “Wahai kaum Quraisy. Janganlah kalian takut kepada yang Sembilan belas itu. Aku sendiri akan melawan sepuluh dari pundakku yang kanan dan Sembilan dengan pundakku yang kiri.” Maka turunlah ayat selanjutnya Al-Muddatstsir 31 yang menegaskan bahwa penjaga neraka itu adalah malaikat. - Asbabun Nuzul Surat al-Mudatstsir ayat 52-53 52. bahkan tiap-tiap orang dari mereka berkehendak supaya diberikan kepadanya lembaran-lembaran yang terbuka. 53. sekali-kali tidak. sebenarnya mereka tidak takut kepada negeri akhirat. Al-Muddatstsir 52-53 Diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir yang bersumber dari as-Suddi bahwa kaum Quraisy berkata “Sekiranya Muhammad itu seorang yang jujur, cobalah ia membuat surat jaminan bagi setiap orang, yang menerangkan bahwa mereka bebas dan selamat dari neraka.” Maka turunlah ayat ini Al-Muddatstsir 52-53 berkenaan dengan peristiwa tersebut.
Latindan Terjemahan Surat Al An'am Ayat 48 وَمَا نُرْسِلُ ٱلْمُرْسَلِينَ إِلَّا مُبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ ۖ فَمَنْ ءَامَنَ وَأَصْلَحَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ Wa
Penjelasan Surat al-Mudatsir ayat 1-2 sumber istimewa Surat al-Mudatsir ayat 1-2 membincang tentang mandat dakwah Nabi Muhammad SAW pertama kalinya. Di dalam Surat al-Mudatsir ayat 1-2 dijelaskan, nabi diperintantahkan untuk berbegas berdakwah. - Asbabun nuzul Surat al-Mudatsir ayat 1-2 berkaitan dengan kisah Nabi Muhammad setelah peristiwa di Gua Hira. Pada waktu itu, belaiu sedang beribadah di Gua Hira dan tiba-tiba kedatangan Malaikait Jibril. Ketika Rasulullah kedatangan Malaikat Jibril, beliau merasa ketakutan. Bagi beliau, Jibril adalah orang asing yang secara tiba-tiba menghampirinya saat sedang khusu' beribadah. Baca Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 22, Kekuasaan Allah Karena ketakutan, beliau langsung bergegas pulang ke rumah. Pada waktu itu, Rasulullah SAW merasa bingung dan ketakutan. Beliau tidak tahu kejadian apa yang menimpanya di Gua Hira tadi. Setiba di rumah, nabi langsung memanggil Sayyidah Khadijah seraya berkata, "Selimuti saya, Selimuti saya". Melihat nabi ketakutan, sang istri bertanya, Apa yang terjadi denganmu? Nabi pun menjawab, Sepertinya saya terkena jin. Sayyidah Khodijah pun mencoba menguatkan psikologi nabi. Sang istri berusaha memberikan motivasi bahwa peristiwa yang terjadi bukanlah sesuatu yang besar. Beliau mengatakan kepada nabi, tidak mungkin engkau terkena gangguan jid. Kata Khadijah, engkau adalah orang yang gemar membantu orang lain, rajin bersedekah dan bersilaturahim. يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ قُمْ فَأَنْذِر " Wahai orang yang berkemul berselimut, Bangunlah, lalu berilah peringatan" QS. al-Mudatsir 1-2. Baca Tafsir Surat al-Baqarah Ayat 21, Seruan Beribadah Kepada Allah Di dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan, bahwa Imam Bukhori dan Imam Muslim meriwayatkan hadis terkait asbabun nuzul Surat al-Mudatsir ayat 1-2. Diceritakan, ketika Nabi Muhammad beruzlah di Gua Hira selama sebulan lamanya, terdengar olehny suara yang memanggil-manggil nama beliau. Namun, Rasulullah tidak mendapati seorang pun di sana. Di saat beliau menengadahkan kepalanya ke langit, seketika datanglah malaikat yang belum pernah beliau lihat sebelumnya. Akhirnya, beliau pulang ke rumah seraya berkata “Selimuti aku ! Selimuti aku !”. Setelah kejadian tadi, Sayyidah Khodijah mengajak nabi Muhammad untuk menemui Waraqah binti Naufal, yang merupakan ahli kitab pada masanya. Setelah Waraqah mendengar peristiwa yang dialami nabi , ia spontan menjawab bahwa orang tersebut yang mendatangi Nabi Muhammad di Gua Hira adalah Namus Malaikat Jibril. Waraqah menjelaskan bahwa nabi Muhammad merupakan manusia pilihan yang akan menjadi utusan Allah, Tuhan semesta alam. Setelah itu, rasa takut yang melanda Rasulullah hilang dan beliau kembali tenang seperti biasanya. Diwahyukannya Surat al-Mudatsir ayat 1-2 menjadi permulaan nabi untuk berdakwah. Namun, dakwah nabi masih bersifat sembunyi-bunyi. Baca Tafsir Surat As-Syura Ayat 214, Berdakwah Kepada Keluarga Allah SWT memerintahkan nabi berdakwah secara sembunyi-sembunyi karena melihat psikologi masyarakat Arab pada waktu itu. Kalau dakwah secara terang-terangan langsung, dikhawatirkan mereka akan kaget. Sebab, pesan yang disampaikan nabi jauh dari tradisi mereka. Sehingga, Nabi Muhammad SAW pertama kali berdakwah hanya kepada orang-orang terdekat, yang mereka percaya kepada beliau. Pesan yang dibawa nabi saat itu terkait seruan untuk berdamai, bersatu dan larangan berperang. [
Dantiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat: dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al Kitab dan orng-orang mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam
Surat Al Kautsar الكوثر adalah surat ke-108 dan merupakan surat terpendek dalam Al Quran. Berikut ini terjemahan, asbabun nuzul, dan tafsir Surat Al Kautsar. Surat ini terdiri dari tiga ayat dan merupakan Surat Makkiyah, menurut mayoritas ulama. Ia adalah surat ke-14 atau ke-15 yang turun kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Yakni setelah Surat Al Adiyat dan sebelum surat At Takatsur. Ada sebagian ulama yang berpendapat surat ini Madaniyah karena di dalamnya memerintahkan inhar berkorbanlah. Sedangkan ibadah qurban disyariatkan setelah hijrah ke Madinah. Namun pendapat ini ditolak ulama lainnya karena sejak di Makkah sudah dikenal penyembelihan binatang sebagai pengorbanan. Dinamakan surat Al Kautsar yang merupakan nama sungai di surga dan dapat pula diartikan nikmat yang banyak, diambil dari ayat pertama dari surat ini. Surat ini juga dinamakan Surat An Nahr, diambil dari ayat kedua. Surat Al Kautsar dan ArtinyaAsbabun Nuzul Tafsir Surat Al KautsarSurat Al Kautsar ayat 1Surat Al Kautsar ayat 2Surat Al Kautsar ayat 3Penutup Berikut ini Surat Al Kautsar dalam tulisan Arab, tulisan Latin, dan artinya dalam bahasa Indonesia إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ . فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ . إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ Innaa a’thoinaa kal kautsar. Fasholli lirobbika wanhar. Inna syaani,aka huwal abtar ArtinyaSesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus. Baca juga Ayat Kursi Asbabun Nuzul Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu terkait asbabun nuzul Surat Al Kautsar. Bahwa Rasulullah menundukkan kepalanya sejenak lalu beliau mengangkat kepalanya seraya tersenyum. Para sahabat bertanya, “Mengapa engkau tersenyum ya Rasulullah?” Maka Rasulullah menjawab, “Sesungguhnya telah diturunkan kepadaku suatu surat.” Lalu beliau membaca Surat Al Kautsar. “Tahukah kalian apakah Al Kautsar itu?” Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda هُوَ نَهْرٌ أَعْطَانِيهِ رَبِّى عَزَّ وَجَلَّ فِى الْجَنَّةِ عَلَيْهِ خَيْرٌ كَثِيرٌ يَرِدُ عَلَيْهِ أُمَّتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ آنِيَتُهُ عَدَدُ الْكَوَاكِبِ يُخْتَلَجُ الْعَبْدُ مِنْهُم فَأَقُولُ يَا رَبِّ إِنَّهُ مِنْ أُمَّتِى. فَيُقَالُ لِى إِنَّكَ لاَ تَدْرِى مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ Al Kautsar adalah sebuah sungai telaga yang diberikan kepadaku oleh Tuhanku di dalam surga. Padanya terdapat kebaikan yang baik. Umatku kelak akan mendatanginya di hari kiamat. Jumlah wadah-wadah bejana-bejananya sama dengan bilangan bintang-bintang. Diusir darinya seseorang hamba, maka aku berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya dia dari umatku.” Maka dikatakan, “Sesungguhnya kamu tidak mengetahui apa yang telah dibuat-buatnya sesudahmu.” HR. Ahmad; shahih Berdasarkan asbabun nuzul ini, sebagian ulama berpendapat surat Al Kautsar adalah madaniyah. Karena Anas bin Malik masuk Islam setelah Rasulullah hijrah ke Madinah. Namun ada pula yang berpendapat, surat ini turun di Makkah, lalu diturunkan lagi di Madinah. Ibnu Katsir dalam tafsirnya tidak memastikan apakah Al Kautsar ini makkiyah atau madaniyah. Asbabun nuzul yang lain, surat ini turun berkenaan dengan Ash bin Wail. Dia menghina Rasulullah sebagai abtar terputus karena putra beliau meninggal sehingga nasabnya terputus. Lalu Allah menurunkan surat ini memberitakan bahwa Ash bin Wail yang telah memusuhi Rasulullah itulah yang abtar. Peristiwa itu terjadi di Makkah sehingga menjadi hujjah bahwa surat ini merupakan surat Makkiyah. Baca juga Surat Yasin Tafsir Surat Al Kautsar Tafsir Surat Al Kautsar ini kami sarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar, Tafsir Al Munir, dan Tafsir Al Misbah. Kami berusaha mensarikan dari lima tafsir tersebut agar terhimpun banyak manfaat yang kaya khazanah tetapi tetap ringkas. إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ . فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ . إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus. QS. Al Kautsar 1-3 Baca juga Surat Al Lahab Surat Al Kautsar ayat 1 إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Kata a’thainaaka أعطينك berasal dari kata a’tha أعطى yang artinya adalah memberi. Biasa digunakan untuk pemberian yang menjadi milik pribadi seseorang. Kata al kautsar الكوثر berasal dari kata katsir كثير yang artinya adalah banyak. Bisa digunakan untuk menunjuk sesuatu yang bilangannya banyak, bisa pula untuk menunjuk sesuatu yang tinggi nilainya. Banyak makna al kautsar dalam ayat ini. Ada yang berpendapat maknanya adalah sungai di surga dengan berhujjah pada hadits di atas dan hadits-hadits sejenis yang menerangkan al kautsar. Ada yang berpendapat maknanya adalah keturunan Rasulullah sangat banyak. Merupakan dari lawan abtar, pada ayat terakhir. Meskipun putra-putra beliau meninggal semasa kecil, putri beliau Fatimah telah memberikan keturunan yang darinya Ali Zainal Abidin -yang selamat dari pembantaian di Karbala- kemudian memiliki banyak keturunan hingga saat ini. Ada pula yang berpendapat maknanya adalah nikmat yang banyak. Sebenarnya makna-makna ini tidak saling bertentangan. Al kautsar adalah nikmat yang banyak, yang diberikan Allah kepada Rasulullah, di antaranya adalah keturunan yang banyak dan telaga al kaustar di surga. Sehingga Sayyid Qutb menafsirkannya dalam Tafsir Fi Zilalil Quran “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak dan melimpah ruah, yang tidak bisa dihalangi dan tidak putus-putusnya. Baca juga Surat Al Waqiah Surat Al Kautsar ayat 2 فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. Kata shalli صل adalah bentuk perintah dari shalat صلاة. Sedangkan kata inhar انحر berasal dari kata nahr نحر yang artinya pangkal leher, sekitar tempat meletakkan kalung. Dari sana muncul makna penyembelihan karena menyembelih unta itu di pangkal leher. Setelah diberi penegasan nikmat yang demikian banyak, maka Rasulullah diarahkan untuk mensyukuri nikmat itu dengan shalat dan berkorban. Qatadah, Atha’ dan Ikrimah mengatakan bahwa yang dimaksud ayat ini adalah mendirikan shalat idul adha dan menyembelih hewan qurban. Sedangkan Ibnu Jarir menjelaskan bahwa maknanya adalah jadikan seluruh shalatmu untuk Tuhanmu, dengan niat ikhlas hanya kepada-Nya, tidak kepada siapapun selain-Nya. Demikian pula jadikan hewan sembelihanmu hanya untuk-Nya, bukan untuk berhala-berhala. Itu semua kamu lakukan demi rasa syukur atas segala yang telah Dia berikan kepadamu berupa kemuliaan dan kebaikan yang tiada tandingannya. Dia mengkhususkan hal itu hanya untukmu. Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir menjelaskan, melalui ayat ini Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan untuk senantiasa shalat. Ini merupakan kebalikan dari sifat orang yang meninggalkan shalat pada Surat Al Ma’un. Allah memerintahkan shalat dengan ikhlas lirabbika, lawan dari shalat yang riya’ pada Surat Al Ma’un. Baca juga Surat An Nasr Surat Al Kautsar ayat 3 إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus. Kata syani’aka شانئك berasal dari kata syana’aan شنآن yang artinya adalah kebencian. Kata ini digunakan untuk menunjukkan kebencian yang bukan pada tempatnya dan yang lahir dari iri hati. Ayat pertama menetapkan bahwa Rasulullah bukanlah orang yang terputus dari nikmat Allah. Ayat terakhir ini menegaskan bahwa orang yang membencinya justru yang terputus dari nikmat Allah. Ayat pertama menetapkan bahwa Rasulullah memiliki keturunan yang banyak, yang bertolak belakang dari hinaan orang-orang musyrikin Makkah yang menyebut Rasulullah abtar. Ayat terakhir ini menegaskan bahwa orang yang menghina Rasulullah itu justru orang yang pada akhirnya abtar. Ash bin Wail yang suka menghina Rasulullah “biarkan dia, sesungguhnya dia abtar” akhirnya justru menjadi orang abtar karena semua anaknya mati. Ia juga abtar karena terputus dari sejarah, namanya tidak dikenal kecuali dengan kejelekan. Juga abtar karena terputus dari nikmat Allah. Para pembenci Nabi pasti abtar sebagaimana ayat ini, walaupun ia punya anak banyak. Walid bin Mughirah yang membenci Nabi, ia punya sebelas anak. Tapi anaknya tidak melanjutkan misi dan pandangan Walid sehingga ia bisa disebut abtar. Terputus dari keturunannya dan terputus pula dari kebajikan. Orang yang abtar, jika dihubungkan dengan al kautsar yang bermakna telaga surga, ia juga tidak akan bisa meminum dari sana. Baca juga Isi Kandungan Surat Al Kautsar Penutup Surat Al Kautsar adalah surat yang menjelaskan bahwa Allah memberikan nikmat yang banyak kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Di antara nikmat yang banyak itu, Allah memberikan keturunan yang banyak kepada Rasulullah dan telaga kautsar di surga nanti. Surat ini memberikan arahan taujih Rabbani agar Rasulullah mensyukuri nikmat itu dengan shalat dan berqurban. Shalat yang semata-mata karena Allah dan berqurban juga untuk Allah. Surat ini juga merupakan mukjizat yang menjadi bukti kebenaran Rasulullah. Bahwa siapapun yang membenci Rasulullah, dia akan terputus dari kebaikan dan rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Di dunia, mereka terputus dari rahmat Allah dan terputus dari keturunannya, sedangkan di akhirat kelak mereka tidak bisa minum dari telaga kautsar. Demikian Surat Al Kautsar mulai dari terjemahan, asbabun nuzul, hingga tafsir. Semoga semakin menambah kecintaan kita kepada Rasulullah serta memotivasi kita untuk mendirikan shalat dan berqurban. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]
sumber kemenag.go.id. Keterangan mengenai QS. Al-Muddassir. Surat Al Muddatstsir terdiri atas 56 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat Al Muzzammil. Dinamai Al Muddatstsir (orang yang berkemul) diambil dari perkataan Al Muddatstsir yang terdapat pada ayat pertama surat ini. ayat sebelumnya (37) QS. Al-Muddassir.
بِسْمِ اللَّـهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Kajian Islam katagori posting Asbabun Nuzul. Rasiyambumen/Pelangi Khazanah Islam menyajikan materi Asbabun Nuzul Surat Al-Muddatsir Yang Berselimut QS 74 Pembaca budiman, semoga Allah selalu mencurahkan Rahmat dan Ridhanya serta bimbingan dalam seluruh aktivitas kita di dunia ini. Aamiin... Surat Al-Muddatsir adalah surat yang diturunkan setelah surat Al-'Alaq surat permulaan Al-quran diturunkan dalam bulan Ramadhan di Gua Hira'. Surat Al-Muddatsir adalah surat ke 74 dalam urutan surat yang terdiri dari 114 surat secara keseluruhan di dalam Al-Quran. Surat Al-Muddatsir adalah surat yang diturunkan Allah Swt. melalui malaikat Jibril AS, setelah surat Al-'Alaq. Adapun kronologis turunnya /Asbabun nuzul dari surat tersebut adalah sebagai berikut Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasulullah saw. bersabda "Ketika aku telah selesai 'Uzlah, selama sebulan di gua hira' aku turun ke lembah. Setelah sampai di tetengah-tengah lembah ada yang memanggilku, tetapi aku tidak melihat seorang pun di sana. Aku menengadahkan kepalaku ke langit, dan tiba-tiba aku melihat malaikat yang pernah mendatangiku di gua Hira'. Aku cepat-cepat pulang dan berkata berkata kepada orang rumah Hadijah Istri Nabi Selimutilah-selimutilah aku" Maka turunlah QS, 74 1 dan 2 sebagai perintah untuk menyingsingkan selimutnya dan berdakwah. يٰٓأَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ ﴿المدثر1 قُمْ فَأَنذِرْ﴿المدثر 2 "Hai orang yang berkemul berselimut" QS, 74 1 "Bangunlah lalu berilah peringatan" QS, 74 2 Asbabun nuzul di atas, diriwayatkan oleh as-Syaikhani yang bersumber dari Jabir. Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa al-Walid bin al-Mughirah membuat makanan dalam rangka berkumpul dari kaum Quraisy. Ketika mereka mulai makan-makan berkata al-Walid kepada teman-temannya "Nama apa yang pantas kalian berikan kepada orang seperti ini Muhammad? Berkata yang lainnya "Sahir tukang sihir" Yang lain berkata pula "Dia bukan tukang sihir" Berkata yang lainnya "Sya'ir tukang Sya'ir Berkata yang lainnya lagi "Dia buakan tukang Sya'ir" Berkata yang lainnya lagi "Dia sihir yang berbekas membekas kepada yang lainnya . Semua pembicaraan ini sampai kepada Nabi saw. sehingga beliau merasa sedih dan mengikat kepalanya serta berselimut. Maka Allah menurunkan QS, 74 1 s/d 7 sebagai perintah untuk menyingsingkan bajunya dan berdakwah. Ayat 1 sd 7 sebagai berikut يٰٓأَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ﴿المدثر1 قُمْ فَأَنذِرْ﴿المدثر 2 وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ﴿المدثر 3 وَثِيَابَكَ فَطَهِّ﴿المدثررْ4 وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ ﴿المدثر5 وَلَا تَمْنُن تَسْتَكْثِرُ ﴿المدثر6 وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ﴿المدثر7 "Hai orang yang berkemul berselimut" 1 "Bangunlah lalu berilah peringatan" 2 "Dan Tuhanmu hendaklah kamu agungkan" 3 "Dan pakaianmu hendaklah kamu bersihkan 4 "Dan perbuatan dosa hendaklah kamu tinggalkan 5 "Dan janganlah kamu memberi dengan maksud memperoleh imbalan yang lebih banyak" 6 "Dan untuk memenuhi perintah Tuhanmu hendaklah kamu bersabar" 7 Ket. Diriwayatkan oleh at-Thabrani bersumber dari Ibnu Abbas. Baca Artikel ini Menjadikan kita dapat membaca Al-Quran dengan Baik. Dalam suatu riwayat lain dikemukakan bahwa al-Walid bin al-Mughirah pemimpin Quraisy datang kepada Nabi saw. Ketika itu Nabi swa. membaca al-Quran kepadanya sehingga ia tertarik. Kejadian ini beritanya sampai kepada Abu Jahl sehingga ia sengaja datang kepada al-Walid sambil berkata "Hai Paman! Sesungguhnya kaummu akan mengumpulkan harta untuk diberikan kepadamu dengan maksud agar engkau mengganggu Muhammad" Al-Walid berkata " Bukankah kaum Quraisy telah mengetahui bahwa aku yang paling kaya diantara mereka? Selanjutnya Abu Jahl berkata "Kalau demikian ucapkan suatu perkataan yang menunjukkan bahwa engkau ingkar dan benci kepadanya Muhammad" al-Walid berkata "Apakah yang harus aku katakan, demi Allah tidak ada di antara kalian yang lebih tinggi Sya'irnya, sajaknya, atau pun qasidhahnya, dan Syi'ir-syi'irnya jinnya yang melebihi daripadaku. Demi Allah sesungguhnya tidak ada yang menyerupai ucapan Muhammad sedikitpun dari yang kuketahui. Demi Allah ucapannya manis, bagus dan indah, gemilang dan cemerlang. Ucapannya tinggi tak ada yang lebih tinggi daripadanya, dan kesemuannya yang telah kuketahui lebih rendah daripadanya" Abu Jahl berkata "Tidak akan senang kaummu sebelum engkau menunjukkan kebencianmu kepadanya,Muhammad" al-Walid berkata "Baiklah aku akan berfikir dahulu" Setelah berfikir ia berkata "Benar bahwa ucapannya sihir yang berkesan, yang memberi bekas kepada yang lainnya" Maka turunlah QS, 74 11 sebagai ancaman kepada orang-orang yang mendustakannya. ذَرْنِى وَمَنْ خَلَقْتُ وَحِيدًا﴿المدثر 11 "Biarkanlah Aku saja yang bertindak terhadap orang yang Aku telah menciptakannya sendirian". QS, 74 11 Diriwayatkan oleh al-Hakim dan dishohehkannya yang bersaumber dari Ibnu Abbas. Sanad Hadits ini shoheh menurut syarat al-Bukhari. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim. Dalam riwayat dikemukakan bahwa segolongan kaum Yahudi bertanya kepada seorang sahabat Nabi saw. tentang penjaga neraka. Ia bertanya kepada Nabi saw. dan turunlah QS, 74 30 seketika itu juga yang menegaskan bahwa penjaganya adalah sembilan belas. "Ket. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan al-Baihaqi di dalam al-Ba'ts yang bersumber dari al-Barra'. عَلَيْهَا تِسْعَةَ عَشَرَ ﴿المدثر 30 وَمَا جَعَلْنَآ أَصْحٰبَ النَّارِ إِلَّا مَلٰٓئِكَةً ۙ وَمَا جَعَلْنَا عِدَّتَهُمْ إِلَّا فِتْنَةً لِّلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لِيَسْتَيْقِنَ الَّذِينَ أُوتُوا۟ الْكِتٰبَ وَيَزْدَادَ الَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِيمٰنًا ۙ وَلَا يَرْتَابَ الَّذِينَ أُوتُوا۟ الْكِتٰبَ وَالْمُؤْمِنُونَ ۙ وَلِيَقُولَ الَّذِينَ فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ وَالْكٰفِرُونَ مَاذَآ أَرَادَ اللَّـهُ بِهٰذَا مَثَلًا ۚ كَذٰلِكَ يُضِلُّ اللَّـهُ مَن يَشَآءُ وَيَهْدِى مَن يَشَآءُ ۚ وَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَ ۚ وَمَا هِىَ إِلَّا ذِكْرَىٰ لِلْبَشَرِ﴿المدثر 31 "Diantaranya ada sembilan belas Malaikat penjaga" QS,74 30 "Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi al-kitab da orang-orang yang mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir menyatakan. "Apakah yang dikehendaki Allah Swt. dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan.? Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakinya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia QS, 7431. Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa pada suatu hari Abu Jahl berkata Wahai golongan Quraisy! Muhammad mengatakan bahwa tentara Allah yang akan menyiksa kalian di neraka berjumlah sembilan belas, padahal kalian jauh lebih banyak jumlahnya. Apakah seratus orang dari kalian tidak mampu mengalahkan satu dari mereka? . Maka turunlah QS, 74 31 yang menegaskan bahwa penjaga itu bukan manusia tetapi malaikat dan jumlahnya itu hanya sebagai ujian atas keimanan mereka. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu ishaq. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Qatadah. Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa setelah turun ayat " 'alaiha tis'ata'asyara" QS,74 30 seorang Quraisy bernama Abal Asad berkata "Wahai kaum Quraisy! Jangan takut pada yang sembilan belas, aku sendiri yang akan melawannya dengan pundakku yang kanan sepuluh dan dengan pundakku yang kiri sembilan" Maka turunlah ayat selanjutnya QS, 74 31 yang menegaskan bahwa penjaga itu adalah malaikat. Ket. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari as-Suddi. Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa kaum Quraisy berkata "Sekiranya Muhammad seorang yang benar hendaknya membuat bagi setiap orang surat jaminan, yang menerangkan bahwa mereka bebas dan selamat dari neraka" Maka turunlah QS , 74 52, 53 berkenaan dengan peristiwa itu. بَلْ يُرِيدُ كُلُّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ أَن يُؤْتَىٰ صُحُفًا مُّنَشَّرَةً ﴿المدثر 52 كَلَّا ۖ بَل لَّا يَخَافُونَ الْءَاخِرَةَ ﴿المدثر 53 "Bahkan tiap-tiap orang dari mereka berkehendak supaya diberikan kepadanya lembaran-lembaran yang terbuka". QS, 74 52 "Sekali-kali tidak . Sebenarnya mereka tidak takut kepada hari akhirat" QS, 74 53 Ket. Diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir yang bersumber dari as-Suddi. Demikian uraian Asbabun Nuzul Surat Al-Muddatsir QS, 74. Semoga menjadikan tambahan wawasan dan menambah keiman kita dengan memahami Al-Quran melalui Asbabun Nuzul. Sumber Asbabun Nuzul KH Qamaruddin Shaleh. HAA. Dahlan. Prof. Dr. Dahlan Penerbit CV. Diponegoro Bandung Jl. Moh. Toha 44-46 Tel/Fax 5201215 1999
. 375 224 485 108 103 448 499 215

asbabun nuzul surat al mudatsir